Pemetaan Masalah Sosial
Ilmu Sosial Dasar (Softskill)
Edi Fakhri
Disusun Oleh :
I Kadek Arya Yogimiyaantara
53415194
Teknik Informatika
Universitas Gunadarma
Bekasi Utara
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur Saya
panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayahNya
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu. Adapun tujuan
penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Softskill atau
Ilmu Sosial Dasar.
Dengan membuat
tugas ini Saya diharapkan mampu untuk memahami makna dari apa itu Masalah
Sosial. Dalam proses penyelesaian makalah ini, Saya mengalami banyak kesulitan
yang disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan dan waktu. Namun, berkat
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya Saya bisa menyelesaikan
makalah ini dengan cukup baik.
Bab I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Sejak manusia
mulai hidup bermasyarakat, maka sejak saat itu sebuah gejala yang disebut
masalah sosial berkutat didalamnya. Sebagaimana diketahui, dalam realitas
sosial memang tidak pernah dijumpai suatu kondisi masyarakat yang ideal. Dalam
pengertian tidak pernah dijumpai kondisi yang menggambarkan bahwa seluruh
kebutuhan setiap warga masyarakat terpenuhi, seluruh prilaku kehidupan sosial
sesuai harapan atau seluruh warga masyarakat dan komponen sistem sosial mampu
menyesuaikan dengan tuntutan perubahan yang terjadi. Dengan kata lain das sein
selalu tidak sesuai das sollen.
Pada jalur yang
searah, sejak tumbuhnya ilmu pengetahuan sosial yang mempunyai obyek studi
kehidupan masyarakat, maka sejak itu pula studi masalah sosial mulai dilakukan.
Dari masa ke masa para sosiolog mengumpulkan dan mengkomparasikan hasil studi
melalui beragam perspektif dan fokus perhatian yang berbeda-beda, hingga pada
akhirnya semakin memperlebar jalan untuk memperoleh pandangan yang komprehensif
serta wawasan yang luas dalam memahami dan menjelaskan fenomena sosial. Buku
ini hadir dengan fokus studi masalah sosial yang sekaligus memuat referensi dan
rekomendasi bagi tindakan untuk melakukan penanganan masalah. Di negara-negara
berkembang, tindakan untuk melakukan perubahan dan perbaikan dalam rangka
penanganan masalah sosial menjadi perhatian yang sangat serius demi
kelangsungan serta kemajuan bangsanya menuju cita-cita kemakmuran dan
kesejahteraan. Terkait hal itu, pembahasan mengenai berbagai perspektif sosial,
identifikasi melalui serangkaian unit analisis serta pemecahan masalah yang
berbasis negara dan masyarakat menjadi tema-tema yang diulas secara teoritis
dalam makalah ini.
Masalah sosial
menemui pengertiaannya sebagai sebuah kondisi yang tidak diharapkan dan
dianggap dapat merugikan kehidupan sosial serta bertentangan dengan standar
sosial yang telah disepakati. Keberadaan masalah sosial ditengah kehidupan
masyarakat dapat diketahui secara cermat melalui beberapa proses dan tahapan
analitis, yang salah satunya berupa tahapan diagnosis. Dalam mendiagnosis
masalah sosial diperlukan sebuah pendekatan sebagai perangkat untuk membaca
aspek masalah secara konseptual. Eitzen membedakan adanya dua pendekatan yaitu
person blame approach dan system blame approach. Person blame approach
merupakan suatu pendekatan untuk memahami masalah sosial pada level individu.
Person blame
approach merupakan suatu pendekatan untuk memahami masalah sosial pada level
individu. Diagnosis masalah menempatkan individu sebagai unit analisanya.
Sumber masalah sosial dilihat dari faktor-faktor yang melekat pada individu
yang menyandang masalah. Melalui diagnosis tersebut lantas bisa ditemukan
faktor penyebabnya yang mungkin berasal dari kondisi fisik, psikis maupun
proses sosialisasinya. Sedang pendekatan kedua system blame approach merupakan
unit analisis untuk memahami sumber masalah pada level sistem. Pendekatan ini
mempunyai asumsi bahwa sistem dan struktur sosial lebih dominan dalam kehidupan
bermasyarakat. Individu sebagai warga masyarakat tunduk dan dikontrol oleh
sistem. Selaras dengan itu, masalah sosial terjadi oleh karena sistem yang
berlaku didalamnya kurang mampu dalam mengantisipasi perubahan-perubahan yang
terjadi, termasuk penyesuaian antar komponen dan unsur dalam sistem itu
sendiri. Dari kedua pendekatan tersebut dapat diketahui, bahwa sumber masalah
dapat ditelusuri dari ”kesalahan" individu dan "kesalahan"
sistem.
Mengintegrasikan
kedua pendekatan tersebut akan sangat berguna dalam rangka melacak akar masalah
untuk kemudian dicarikan pemecahannya. Untuk mendiagnosis masalah pengangguran
misalnya, secara lebih komprehensif tidak cukup dilihat dari faktor yang
melekat pada diri penganggur saja seperti kurang inovatif atau malas mencari
peluang, akan tetapi juga perlu dilihat sumbernya masalahnya dari level sistem
baik sistem pendidikan, sistem produksi dan sistem perokonomian atau bahkan
sistem sosial politik pada tingkat yang lebih luas. Masyarakat Dan Negara
Parillo menyatakan, kenyataan paling mendasar dalam kehidupan sosial adalah
bahwa masyarakat terbentuk dalam suatu bangunan struktur. Melalui bangunan
struktural tertentu maka dimungkinkan beberapa individu mempunyai kekuasaan,
kesempatan dan peluang yang lebih baik dari individu yang lain.
Dari hal
tersebut dapat dimengerti apabila kalangan tertentu dapat memperoleh manfaat
yang lebih besar dari kondisi sosial yang ada sekaligus memungkinkan
terpenuhinya segala bentuk kebutuhan, sementara dipihak lain masih banyak yang
kekurangan.Masalah sosial sebagai kondisi yang dapat menghambat perwujudan
kesejahteraan sosial pada gilirannya selalu mendorong adanya tindakan untuk
melakukan perubahan dan perbaikan. Dalam konteks tersebut, upaya pemecahan
sosial dapat dibedakan antara upaya pemecahan berbasis negara dan berbasis
masyarakat. Negara merupakan pihak yang sepatutnya responsif terhadap
keberadaan masalah sosial. Perwujudan kesejahteraan setiap warganya merupakan
tanggung jawab sekaligus peran vital bagi keberlangsungan negara.
Upaya pemecahan
sosial sebagai muara penanganan sosial juga dapat berupa suatu tindakan bersama
oleh masyarakat untuk mewujudkan suatu perubahan yang sesuai yang diharapkan.
Dalam teorinya Kotler mengatakan, bahwa manusia dapat memperbaiki kondisi
kehidupan sosialnya dengan jalan mengorganisir tindakan kolektif. Tindakan
kolektif dapat dilakukan oleh masyarakat untuk melakukan perubahan menuju
kondisi yang lebih sejahtera. Kebermaknaan suatu studi termasuk studi masalah
sosial disamping ditentukan oleh wawasan teoritik dalam menjelaskan gejala dan
alur penalaran dari berbagai proposisi yang dihasilkan, juga sangat ditentukan
oleh bagaimana studi itu dapat memberikan manfaat bagi kehidupan. Setidaknya
seperti itulah muatan optimisme yang di kehendaki penulis makalah ini.
1.2. Beberapa Masalah Sosial
Ada beberapa
persoalan penting yang dihadapi oleh masyarakat-masyarakat , misalnya sebagai
berikut :
- Kemiskinan
- Kejahatan
- Disoganisasi Keluarga
- Masalah Generasi Muda Dalam Masyarakat Modern
- Peperangan
- Masalah Kependudukan
- Maslah Lingkungan Hidup
- Birokrasi
- Pengangguran
Bab II
Kemiskinan
2.1 Kemiskinan
Kemiskinan adalah
keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti
makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan
dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya
akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global.
Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara
yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi
memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan. Kemiskinan dipahami dalam
berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup:
- Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangansehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar
- Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi.
- Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna “memadai” di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia.
2.2 Penyebab kemiskinan
Masalah
kemiskinan memang telah lama ada sejak dahulu kala. Padamasa lalu umumnya
masyarakat menjadi miskin bukan karena kurang pangan,tetapi miskin dalam bentuk
minimnya kemudahan atau materi. Dari ukurankehidupan modern pada masa kini
mereka tidak menikmati fasilitas pendidikan pelayanan kesehatan, dan
kemudahan - kemudahan lainnya yang tersedia pada jaman
modern. Pemerintah Indonesia yang berorientasi mengembangkan
Indonesiamenjadi negara maju dan mapan dari segi ekonomi tentu menganggap
kemiskinan adalah masalah mutlak yang harus segera diselesaikan disamping
masalah lain yaitu ketimpangan pendapatan, strukturisasi pemerintahan, inflasi,
defisit anggaran dan lain -lain.
Bangsa Indonesia
perlu mewaspadai kondisi kemiskinan yang terjadi saat ini. Walaupun secara
statistik tahun 2012 terjadi penurunan kemiskinan menjadi 28,59 juta orang atau
11,6 persen, secara kualitas kemiskinan justru mengalami involusi dan
cenderung semakin kronis.
"Badan
Pusat Statistik mencatat, indeks keparahan pada Maret 2012 sebesar 0,36.
Padahal, pada September 2012 menjadi 0,61. Kenaikan indeks ini menunjukan dua
hal, yaitu semakin melebarnya kesenjangan antarpenduduk miskin dan, juga,
semakin rendahnya daya beli dari masyarakat kelompok miskin karena
ketidakmampuan mereka memenuhi kebutuhan dasar untuk hidup sampai dengan batas
pengeluaran garis kemiskinan yang hanya sebesar Rp 259.520 per bulan,.
Kondisi penduduk
miskin di wilayah pedesaan yang semakin parah ini, tambah Arif, diakibatkan
karena tingginya tingkat inflasi wilayah pedesaan, yakni 5,08 persen, jika
dibandingkan dengan inflasi nasional sebesar 4,3 persen selama tahun 2012.
2.3 Dampak Kemiskinan
Sekarang
kemiskinan sudah memberikan dampak yang beraneka ragam mulai dari tindak
kriminal, pengangguran,kesehatan terganggu, dan masih banyak lagi. Kemiskinan memang
dapat menyebabkan beragam masalah tapi untuksekarang masalah yang paling
penting adalah bagaimanacaranya anak-anak kecil yang sama sekali tidak mampu
dapat bersekolah dengan baik seperti anak-anak lainnya. Pertama itulah masalah
yang harus dipecahkan oleh pemerintah karena jika masalah itu tidak dapat
dibereskan maka akan muncul masalah-masalah baru yang lebih banyak lagi.
Dan juga banyak orang-orang miskin terkena penyakit tapi mereka sulit
untuk berobat ke dokter karena mahal, walapun pemerintah sudah memberikan
kartu kemiskinan tapi itu tidakmenjamin di rumah sakit.
Banyak dampak
yang terjadi yang disebabkan oleh kemiskinan diantaran adalah sebagai berikut:
- Kesejahteraan masyarakat sangat jauh dari sangat rendahIni berarrti dengan adanya tingkat kemiskian yang tinggi banyak masyarakat Indonesia yang tidak memiliki pendapatan yang mencukupi kebutuhan hidup masyarakat.
- Tingkat kematian meningkat, ini dimksudkan bahwa masy6arakat Indonesia banyak yang menagalmi kemtain akibat kelaparan atau melakukan tindakan bunuh diri karena tidak kuat dalam menjalani kemiskinan yang di alami.
- Banyak penduduk Indonesia yang kelaparan karena tidak mampu untuk membeli kebutuhan akan makanan yang mereka makan sehari-hari
- Tidak bersekolah (tingkat pendidikan yang rendah) ini menyebnabkan masyarakat si Indonesia tidak mempunyai ilmu yang cukup untuk memperoleh pekerjaan dan tidak memiliki keterampilan yang cukup untuk memperoleh pendapatan
- Tingakat kejahatan meningkat , Masyarakat Indonesia jadi terdesak untuk memperoleh pendapatan dengan cara-cara kejahatan karena dengan cara yang baik mereka tidak mempunyai modal yaitu ilmu dan ketermpilan yang cukup.
2.4 Strategi Pengentasan Kemiskinan
Kemiskian timbul
karena ada sebagian masyarakat yang belum ikut serta dalam pembanguna sehingga
belum dapat menikmati hasil pembangunan secara memadai. Keadaan ini disebabkan
oleh ketrbatasan dalam kepemilikan dan penguasaan factor produksi sehingga
kemampun masyarakat dalam menghasilkan dan menikmati hasil-hasil pembangunan
belum merata dan belum seimbang. Oleh sebab-sebabitu upaya pengembangan
kegiatan ekonomi kelompk masyarakat berpendapatan rendah senantiasa ditempatkan
sebagi prioritas utama.
Sejalan dengan
itu, penyedia factor produksi termsuk modal dan kemampuan peningkatan kemampuan
masyarakat menjadi landasan bagi berkembangnya kegiatan ekonomi masyarakat
secara berkelanjutan Pelaksanaan pembangunan nasional yang dijhabarkan dalam
program pembangunan sektoral,regional dan khusus. Pembangunan baik secara
langsung maupun tidak langsung dirancang untk memecahkan maslah kemiskinan.
2.5 Kebijaksanaan Dasar Pengentasan Kemiskinan
Kebijaksaaan penanggulangan kemiskianan dapat di kategorikan menjadi dua yaitu
kebijaksanaan:
1. Kebijaksanaan tidak lansung
Kebijaksanaan tidak lansung diarahkan pada penciptaan kondisi yang menjamin kelangsungan setiap upaya penanggulangan kemiskinan. Kondisi yang dimaksudkan anatara lain adalah suasana social politik yang tentera,ekonomi yang stabil dan budaya yang berkembang. Upaya penggolongan ekonomi makro yang yang berhati-hati melalui kebijaksanaan keuangan dan perpajakan merupakan bagian dari upaya menaggulangi kemiskinan. Pengendalain tingkat inflasi diarahkan pada penciptaan situsasi yang kondusif bagi upaya penyediaan kebutuhan daasar seperti sandang,pangan,papan,pendidikan,dan kesehatan dengan harga yang terjangkau oleh penduduk miskin.
2. Kebijaksanaan langsung
Kebijaksaan langsung diarahkan kepada peningkatan peran serta dan peroduktifitas sumber daya manusi,khususnya golongan masyarakat berpendapatan rendah,melalui penyediaan kebutuhan dasar seperti sandang pangan papan kesehatan dan pendidikan,serta pengembangan kegiatan-kegiatan social ekonomi yang bekelanjutan untuk mendorong kemandirian golangan masyarakat yang berpendapatan rendah. Pemenuhan kebutuhan dasar akan memberiakn peluang bagi penduduk miskin untuk melakukan kegiatan social – ekonomi yang dapat memberikan pendapatan yang memadai. Dalam hubungan ini,, pengembangan kegiatan social ekonomi rkyat diprioritaskan pada pengembangan kegiatan social ekonomi penduduk miskin di desa-desa miskin berupa peningkatan kualitas sumber daya manusia dan peningkatan permodalan yang didukung sepenuhnya dengan kegiatan pelatih yang terintegrasi sejak kegiatan penghimpunan modal,penguasaan teknik produksi,pemasaran hasil dan pengelolaan surplus usaha.
Upaya penanggulangan kemiskinan pada hakekatnya merupakan upaya bersama dari semua pemangku kepentingan, sehingga membutuhkan sinergi dan kemitraan dengan semua pihak. Pemerintah, termasuk pemerintah daerah, kalangan swasta, kalangan organisasi kemasyarakatan, kalangan universitas dan akademisi, kalangan politik dan tentunya masyarakat sendiri perlu membangun visi yang sama, pola pikir dan juga pola tindak yang saling menguatkan dengan difokuskan pada upaya penanggulangan kemiskinan. Dalam kemitraan yang saling menguatkan inilah maka berbagai sasaran peningkatan kesejahteraan rakyat dapat dicapai dengan baik. Pemerintah sangat mendukung setiap prakarsa dan inovasi yang dijalankan serta dikembangkan oleh semua pihak dalam mendukung upaya peningkatan kesejahteraan rakyat ini dan semoga bisa membantu masyarakat yang tidak mampu untuk ke depannya.
Bab III
Kesimpulan
Di zaman yang
semakin maju ini banyak penemuan teknologi baru yang canggih dan sangat
bermanfaat. Banyak orang berlomba untuk mempelajarinya dan bersaing agar
mendapatkan perkerjaan yang layak. Dengan belajar lebih giat,orang yang bekerja
dibagian perusahaan atau dijajaran pemerintahan dapat menikmati kehidupan yang
layak dan tercukupi. Di ibukota banyak dijumpai gedung-gedung tinggi pencakar
langit,tempat dimana orang-orang professional dan pintar bekerja.
Ternyata dibalik
gedung yang tinggi itu banyak lingkungan kumuh dijumpai. Orang-orang yang
pekerjaannya kurang layak atau hasil dari kerjanya hanya dapat mencukupi
kehidupan sehari-hari mau tidak mau bertahan dalam kondisi lingkungan yang
kumuh dan tempat tinggal yang kurang layak. Sungguh fenomena yang sangat
berbeda bagai bumi dan langit. Begitu banyak masyarakat yang kurang mampu dan
miskin. Tetapi saya bertanya-tanya,apakah kemiskinan sebab dari pemerintah atau
dari orangnya sendiri yang tidak mau bekerja keras untuk merubah kehidupan yang
lebih baik?. Sudah banyak fakta yang membuktikan anak seorang yang kurang mampu
dapat menjadi orang besar dengan berpenghasilan tinggi.
Memang tidak
dapat dipungkiri bahwa Indonesia mempunyai banyak permasalahan terutama dibidang
ekonomi. Adanya ketidaksesuaian antara pekerjaan dengan calon pekerja,lapangan
pekerjaan yang sulit yang menjadikan banyak timbulnya pengangguran sehingga
timbul kemiskinan. Masalah yang lain yaitu kebutuhan pokok yang diberikan oleh
pemerintah seperti pendidikan yang layak, layanan kesehatan,dll. Banyak berita
yang menyatakan bahwa anggaran yang seharusnya digunakan untuk
pendidikan,layanan kesehatan dan yang lainnya malah di salah gunakan oleh
pemerintah. Anggaran yang begitu banyak yang merupakan hak rakyat malah untuk
membuncitkan perut para jajaran pemerintah. Masyarakat kecil pun tidak dapat
berbuat apa-apa,mereka menjalani kerasnya hidup dan hanya memikirkan
kelangsungan hidup tanpa memikirkan niat untuk bersekolah,membeli obat jika
sakit yang ada hanya apakah besok masih bisa makan?. Mungkin dari semua
permasalahan tersebut yang membuat kemiskinan masih ada dan merajalela.